Monday, January 26, 2009

Mendadak Batik !


Demam budaya lokal seketika melanda di tanah air. Semua orang kembali jatuh hati terhadap batik. Sebuah letupan semangat nasionalisme atau hanya sebuah fenomena latah?

Batik is back! Semua orang berhak merespon dengan berbagai cara. Tersenyum, sedikit kaget, bahkan mengernyit. Saat ini tren batik kembali berulang setelah era batik modern modern muncul pertama kali pada tahun 1960-an berkat usaha para desainer tanah air yang membawa batik hingga motifnya dikenal hingga ke belahan Benua Afrika.

Nelson Mandela termasuk salah satu penggemar berat batik yang membuat almarhum mantan Presiden Soeharto terhenyak pada pertemuan mereka di kunjungan kenegaraannnya ke Indonesia pada tahun 1997. Nelson Mandela ketika itu mengenakan batik, sedangkan Soeharto mengenakan setelan jas lengkap. Siapa yang menyangka?

Batik kini hadir di mana-mana. Bukan hanya orang tua, generasi muda hingga anak-anak pun tampil menggunakan batik. Batik tidak lagi berupa selembar kain yang dipadankan dengan busana kebaya, tetapi telah berkembang dalam diversifikasi produk. Salah satunya adalah busana siap pakai atao ready to wear. Permainan unsure detail, teknik potongan yang beragam, eksplorasi bahan, hingga kombinasi motif modern dan klasik menjadi daya tarik koleksi batik saat ini. Berbagai pameran berskala besar pun rutin diadakan turut memberikan sokongan kuat terhadap fenomena ‘demam batik’.

Batik Vintage

Cerita mengejutkan ini datang dari seorang seniman bernama Santosa Dullah yang rela membeli 1.500 potong koleksi batik kuno dari salah satu museum di Belanda untuk menjadi bagian dari koleksi museum batik miliknya, yaitu museum batik Kuno Danar Hadi. Museum ini dikumpulkan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Sebuah museum yang mengoleksi kain kuno asal tanah air yang justru hadir di negeri yang telah menjajah Indonesia selama 350 tahun!

Batik kuno atau vintage selalu menajdi topik menarik. Selain komposisi warna dan permainan motif, letak keindahan batik juga terpancar dari latar belakang pembatik itu sendiri. Entah itu wilayah tinggal, kepribadian dan yang terpenting waktu pembuatannya.

Batik di zaman Belanda identik dengan motif bunga-bunga di Eropa. Selain itu, batik yang digunakan pada saat itu menjadi penanda kelas sosial yang dibedakan pada perbedaan ras dan status sosial. Jika kita melirik batik keraton, batik-batik pada zaman tersebut lazim dibuat khusus untuk para raja beserta istri dan juga anggota keluarga serta bangsawan tingkat tinggi. Pada masa itu, rakyat jelata mendapatkan larangan keras untuk tidak menggunakan batik dengan motif-motif khusus, seperti Parang Barong, Udan Liris, Semen Ageng, dan Semen Gerda. Sempat beredar asumsi bahwa motif-motif tersebut memiliki unsur magis dan sakral.

Berbagai alsan kemudian menarik komunitas pecinta batik untuk terus mengoleksi aneka batik kuno. Bentuk pelestarian, keterancaman terhadap koloektor asing, serta kecintaan terhadap motif-motif langka. Berbagai cara dapat dilakukan, yaitu dengan menyambangi distributor batik, toko benda antik ataupun melewatkan waktu untuk berburu batik di pasar-pasar kain tradisional. Variasi batik kuno pun beragam. Anda dapat membayar harga dua juta Rupiah dan dapat mencapai puluhan juta Rupiah, berdasarkan nilai historisnya. Adapun salah satu cara untuk dapat tetap tampil menawan dengan menggunakan batik kuno, yaitu dengan membuat replica motif dari batik kuno. Solusi ini dapat dijadikan jalan keluar untuk pemakaian motif batik kuno pada keseharian sekarang ini.

Kontroversi Batik

Berita menghebohkan justru datang dari negeri Jiran, Malaysia. Mereka sempat mengklaim batik sebagai salah satu budaya negara mereka. Ironis? Negara Cina pun sempat mengklaim batik sebagai bagian dari historis bangsa mereka. Namun, fokus pemasalahnnya disini justru menyangkut misi agar kita tidak sampai kehilangan identitas bangsa, terlebih tentang budaya.

Batik memang warisan masa lalu yang akan selalu memiliki kedekatan personal. Kedekatan karena adanya prosesi panjang dengan tiap tetes keringat yang menghasilkan sesuatu yang tidak mungkin ditemukan serupa walau dibuat oleh orang yang sama. Batik juga menjadi refleksi masa kin yang menyuarakan pembaharuan semangat. Bentuk semangat untuk peduli terhadap cirri khas budaya, lingkup sosial, dan juga nasib bangsa.

Tetapi yang paling penting adalah batik di masa datang. Hendaknya kita mengetahui bagaimana ‘mengangkat’ batik itu sendiri. Apakah dengan menanggulangi isu ekonomi keluarga pembatik, mempertajam aspek kreatif dalam produksi batik, selalu berinovasi, atau peka terhadap ruang gerak, wawasan dan kebebasan.

Batik hanya satu contoh dari sekian banyak kecantikan sandang Indonesia. Tapi janganlah lupa, masih ada pesona dari kain Indonesia lainnya, mulai dari tenun ikat, corak kain jumputan, ataupun songket. Atau Anda lebih rela untuk menghabiskan uang agar dapat tampil dengan berbagai busana dan aksesoris serba luar negeri dari para desainer ternama?





17 comment:

Anonymoussaid...

yah gw sih stuju bahwa kita harus mempertahankan salah satu ciri khas budaya indonesia yaitu batik.. sebaiknya sih harus dipatenkan ato apa lah spy ga ada bangsa laen yg bs ngambil salah satu identitas budaya kita.. kalo smua nya diambil, kita sebagai bangsa indonesia ga ada identitas lagi donk.. jd nya sih skrg kita harus ngedukung budaya kita dngn cara menggunakannya dan memperkenalkan ke dunia luar tentang budaya batik ini..

thanks

Anonymoussaid...

batik ituu sharusnya jadi simbol kebanggaan atas karya nasional milik kita sendiri yg dipakai dengan penuh kegairahan dan kebanggaan atas budaya bangsa yg sangat kaya..bukannya malah rasa kebanggan semu yg tercipta semata-mata hanya mengikuti fashion maya..
hihihiii
makanya harus dijaga biar ga dimamam sama malaysia!!
stujuuu?????

.arrnniiii..

Anonymoussaid...

dengan kembalinya batik menjadi trend di indonesia, berarti masyarakat indonesia mulai menghargai kembali produk - produk bangsa sendiri dan rasa nasionalisme kembali muncul.

Anonymoussaid...

baca artikel ini gw jd flashback ke beberapa bulan lalu. Saat dimana-mana semua orang pake baju batik. ga siang, ga malem. ga ke pasar, ga ke kondangan, ga ke mall.
smua pake batik. Entah karena industri fashion di indonesia saat itu sedang demam batik, jadi semua orang pake.
Menurut gw, yang begini ini, yang bikin batik jadi norak. Nilai prestige sebuah mahakarya kebudayaan indonesia jadi rusak gara2 demam batik kemarin.
apalagi waktunya berdekatan saat Malaysia mau mempatenkan batik sbg kebudayaan mereka. Kesannya, kita si empunya batik ini kayak kebakaran jenggot.
setuju bgt gw sama artikel ini, selain batik, masih banyak kok kain2 yang asli indonesia.
sudah sharusnya sebagai bangsa indonesia yg memiliki kebudayaan berkarakter, originalitas tinggi dan jenis yang beragam, kita berbangga diri, dgn cara mengaplikasikannya ke arah yg positif.
salut utk designer2 indonesia yg udh membawa batik dan kain2 lainnya go international!

;)
-anggi-

Anonymoussaid...

batik??
saat batik itu muncul gw cukup mendukung adanya batik yang marak banget di Indonesia,bukan berarti gw maniak batik..
tapi orang-orang tuh pada kemana sihhh waktu batik g marak-marak banget??!
giliran malaysia mengklaim batik itu budaya mereka baru deh orang-orang Indonesia kelabakan..

sekarang budaya batik yang "heboh" itu sendiri udah jarang gw denger tuh..
sebenernya sayang banget kalo budaya batik itu cuma "diangkat" segitu doang..

Anonymoussaid...

memang batik merupakan salah satu ciri khas budaya kita, tapi selain itu ada juga yang menjadi ciri khas budaya kita yaitu, baru bangkit saat kebudayaan kita mulai dicuri sama negara lain. kemana aja selama ini ??
apa itu yang namanya menunjukkan bahwa kita budaya yang melestarikan kebudayaan kita sendiri ?!
tapi memang dibutuhkan generasi-generasi yang mau menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan dan negara kita ini.
mungkin salah satunya dengan menggunakan batik, tapi tentu bukan hanya dengan menggunakan batik dan mengkoleksi berpuluh bahkan ratusan pakaian bermotif batik, melainkan dengan mengabdi dan membela negara kita, Indonesia !
MERDEKA !!

Anonymoussaid...

menurut gw justru dengan bangkitnya batik pada saat ini, membuktikan bahwa designer-designer muda Indonesia berhasil untuk membuat pemikiran baru tentang batik. Dimana selama ini batik dianggap kuno dan gak fashionable..
Dengan kebangkitan batik saat ini, seharusnya para designer bisa terus mengembangkan batik sebagai salah satu trend fashion bagi masyarakat Indonesia khususnya sehingga budaya batik bisa dikenal bukan hanya sebagai budaya tetapi trend fashion di mancanegara..

Anonymoussaid...

Batik
terlintas dalam pikiran merupakan kekhasan indonesia. saat ini batik menjadi sesuatu yang luar biasa yang dapat membangkitkan rasa nasionalisme bangsa,,,dengan sekejap para desainer menyulap batik menjadi sesuatu yang unik>>>fashion.
luar biasa, dua kata yang terucap buat para desainer, mengapa, karena mereka membuat orang bangun dari tidur yang lama, membuat bangsa menjadi sadar bahwa kita mempunyai sesuatu yang dibanggakan yaitu BATIK,,,

thanks
Mpie

Anonymoussaid...

intinya balik lagi ke diri masing2...
kl emang mengekor tp jd bagus,kenapa engga??urusan jd norak masalah belakangan..setidakny masyarakat jd lebih aware sama yg namany batik..
kl gdimulai dr "keseragaman",mungkin batik tetap dipakai hanya ke undangan.

Project Plan & Control (PPB) Team said...

Batik, salah satu kain tradisi Indonesia, belakangan ini semakin terlihat "menjamur" dikenakan orang di mana-mana. Di pusat perbelanjaan, di perkantoran, hingga acara-acara pesta, banyak orang yang mengenakan batik dengan gaya yang lebih modern dan kontemporer. Entah rasa nasionalisme yang tinggi atau hanya trend semata, yang penting batik mulai merangkak kembali sebagai ciri khas budaya Indonesia yang mesti kita jaga.

Anonymoussaid...

sebaiknya kata gw siih ga cuma batik doang yang diekspos ke masyarakat, karena kekayaan bangsa kita kan banyak, sperti yang udah dibilang juga.. ada tenun, songket, ulos dan berbagai karya kriya tekstil yang lain yang merupakan identitas bangsa kita.
kita bisa mendukung gerakan mencintai produk lokal, ya salah satunya dengan menggunakan motif2 tradisional yang telah terkena modernisasi.
Di samping melestarikan budaya bangsa, kita juga dapat lebih memperhatikan dan menghargai hasil karya pengrajin2 kecil yang tersebar di seluruh negeri ini tidak hanya karya desainer ternama saja.
patenkan, dan jadikanlah ciri bangsa kita, karya-karya bangsa Indonesia.

*kanne, peng!*

Anonymoussaid...

sebenernya yang jadi pertanyaan "sampe kapan batik terus disukai?" dan "gimana agar batik terus disukai?"
soalnya kalo ngeliat dari faktor sifat orang Indonesia, bisa dilihat kalo mereka hanya mengikuti trend yang ada, begitu trend tersebut udah lewat mereka gakan mau menggunakan itu lagi atau meninggalkannya.

Anonymoussaid...

Batik merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia, dan biasanya pada jaman dahulu hanya digunakan sebagai samping saja ketika ada yang menikah, tapi sekarang sudah mulai menjadi baju, celana, gaun dan lainnya.
Dan menurut saya, memang batik itu harus dilestarikan dan dibudidayakan lagi.. Cintailah produk dalam negeri kita.. dan kalau bisa yah dipatenkan dulu.. hehehe...

Anonymoussaid...

whehheyaaaa

dari kecil ampe sekarang kalo ke kondangan udah pake batik, jadi sayah mah gak begitu kaget kalo batik mendadak dangdut... eh mendadak heboh kemaren2 itu

ngan hajakal itu aja satu, diambil MALAY-SIAHH... medeett beak itu Malay, plus alhamdulillah syukur bangsa Indonesia jadi bangun setelah dicuri ama orang.. yuk dijaga batik2 kita di lemari jangan sampe diambil orang Malay lagi :)

Anonymoussaid...

batik itu kan ciri bangsa kita ya iyalah harus dipatenkan tar dicomot bangsa lain lagi.
mayan sih sekarang batik udah jadi tren lagi di kalangan anak muda kita walaupun belum pol sih, masih kalah sama tren luar. Yah mungkin kita masih kikuk aja kali pake batik diluar undangan pernikahan atau event lainnya.
Intinya sih pertahankan aja batik jangan sampe dicomot bangsa lain apalagi tetangga

Anonymoussaid...

Hmmm, batik ya?

Batik is back? Ngga juga deh kayanya... Dari jaman dulu jg, kalo kondangan banyak yang batikan ko...
Jadi gw rasa, batik skarang bukan "is back" tapi lebih casual. Soalnya dulu batik tu kesannya formal banget.

Selaen itu mungkin gara2 klaim paten dari negeri seberang yang bikin kita batikan lagi (nasionalisme?)

-just my 2 cents-

PS: blognya serius banget ternyata... hehe

Anonymoussaid...

Sepertiny batik sekarang memiliki 'arti' yg berbeda daripada batik yg dulu.. sekarang batik bukan hanya dipakai di acara2 formal saja tetapi untuk sekedar jalan2 ke mall ato ke tempat2 non-formal juga orng2 sering menggunakan batik.

Batik sekarang banyak memberikan motif yg lebih bervariasi lagi dalam memainkan warna dan corak pada gambarny sehingga banyak orng yg menggunakan batik sebagai pakaian sehari2.

Kesempatan ini tidak di sia2kan oleh para perancang pakaian untuk membuat suatu 'tren baru' dalam dunia mode khususny batik. Mereka membuat batik yg lebih 'casual' lagi sehingga orng2 merasa nyaman menggunakan batik dalam keseharianny.

Batik ini lah yg sering disebut 'batik modern' oleh banyak orng karena memiliki warna dan corak yg lebih bervariasi lagi.

Jadi intiny hayu kita pakai batik rame2 biar lebih mensosialkan lagi batik, biar ga diklaim lagi oleh 'tetangga', dan biar tetep keren dalam berbatik + mengikuti perkembangan dunia 'fashion' Indonesia...

hohohohoho...

 
© free template by Blogspot tutorial